Kamis, 01 Juli 2010

Resensi Novel "Lintang Gumebyar"

RESENSI

 Judul Buku : Lintang Gumebyar
 Penulis : Indarpati
 Penerbit : Masmedia Buana Pustaka
 Tahun Terbit : Juni 2009
 Jumlah Halaman : 246

Tema cinta selalu mengusik untuk korek, digali dan ditelaah. Ada banyak bauran emosi yang terlibat. Ketertarikan, ego, simpati, iba bahkan ketika cinta itu sendiri datang dalam wujud yang tak pernah diketahui kehadirannya dan menawarkan berbagai cerita. Pula, cinta tak pernah berwarna putih atau hitam saja. Ada banyak warna yang menghiasinya, dilukis oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Lintang Gumebyar menawarkan cerita cinta yang tak biasa. Ada pertarungan hebat yang hadir saat kedua tokoh utama novel ini, Lintang dan Langit menyadari cinta telah menggenggam erat sanubari mereka tanpa mereka sadari awal hadirnya. Lalu ada pula Narmi, Kukuh dan Nastiti yang memanifestasikan cinta mereka dalam bentuk dan cara yang berbeda. Ada Lintang yang menganggap dirinya tak cukup layak bagi Langit karena mengandung tanpa suami, mencoba bertahan hidup dengan mengais rupiah di jalanan sebagai pengamen karaoke, sebelum akhirnya terdampar sebagai biduan penghibur di salah satu cafe area Gang Dolly. Lalu hadir pula Langit, yang menjadi kepala keluarga setelah ayahnya wafat dan ia juga merasa harus bertanggung jawab pada Lintang, perempuan muda, hamil-yang di temukan tergeletak di depan rumahnya di pagi buta. Langit terasa begitu jauh bagi Lintang, meski sesungguhnya ia dekat. Sementara Langit terpikat pada Lintang namun tak mengakuinya terang-terangan. Ego, prasangka dan rasa rendah diri menghadang jalinan hubungan mereka.
Meski mengangkat tema yang umum, Indarpati melukiskannya dengan bahasa mengalir dan ringan. Seting Jawa, khususnya Pati dan Surabaya, beserta kebiasaan yang dihadirkan membuat cerita ini terjalin apik. Walau terasa sedikti aneh saat saat membaca bagian cerita yang tidak biasa (bagaimana seorang ibu tega mengumpankan anaknya) namun hal ini bisa saja terjadi dalam kehidupan manusia. Ada beberapa halaman yang agak kabur cetakannya serta EYD yang perlu disempurnakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih :)

Kamis, 01 Juli 2010

Resensi Novel "Lintang Gumebyar"

RESENSI

 Judul Buku : Lintang Gumebyar
 Penulis : Indarpati
 Penerbit : Masmedia Buana Pustaka
 Tahun Terbit : Juni 2009
 Jumlah Halaman : 246

Tema cinta selalu mengusik untuk korek, digali dan ditelaah. Ada banyak bauran emosi yang terlibat. Ketertarikan, ego, simpati, iba bahkan ketika cinta itu sendiri datang dalam wujud yang tak pernah diketahui kehadirannya dan menawarkan berbagai cerita. Pula, cinta tak pernah berwarna putih atau hitam saja. Ada banyak warna yang menghiasinya, dilukis oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Lintang Gumebyar menawarkan cerita cinta yang tak biasa. Ada pertarungan hebat yang hadir saat kedua tokoh utama novel ini, Lintang dan Langit menyadari cinta telah menggenggam erat sanubari mereka tanpa mereka sadari awal hadirnya. Lalu ada pula Narmi, Kukuh dan Nastiti yang memanifestasikan cinta mereka dalam bentuk dan cara yang berbeda. Ada Lintang yang menganggap dirinya tak cukup layak bagi Langit karena mengandung tanpa suami, mencoba bertahan hidup dengan mengais rupiah di jalanan sebagai pengamen karaoke, sebelum akhirnya terdampar sebagai biduan penghibur di salah satu cafe area Gang Dolly. Lalu hadir pula Langit, yang menjadi kepala keluarga setelah ayahnya wafat dan ia juga merasa harus bertanggung jawab pada Lintang, perempuan muda, hamil-yang di temukan tergeletak di depan rumahnya di pagi buta. Langit terasa begitu jauh bagi Lintang, meski sesungguhnya ia dekat. Sementara Langit terpikat pada Lintang namun tak mengakuinya terang-terangan. Ego, prasangka dan rasa rendah diri menghadang jalinan hubungan mereka.
Meski mengangkat tema yang umum, Indarpati melukiskannya dengan bahasa mengalir dan ringan. Seting Jawa, khususnya Pati dan Surabaya, beserta kebiasaan yang dihadirkan membuat cerita ini terjalin apik. Walau terasa sedikti aneh saat saat membaca bagian cerita yang tidak biasa (bagaimana seorang ibu tega mengumpankan anaknya) namun hal ini bisa saja terjadi dalam kehidupan manusia. Ada beberapa halaman yang agak kabur cetakannya serta EYD yang perlu disempurnakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih :)