Jumat, 20 Mei 2011

Paku

Suatu ketika, ada seorang anak yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, sang ayah memberikan sekantung paku dan sebuah palu...
Kemudian ia mengatakan kepada sang anak agar memakukan sebuah paku pada pagar belakang rumah setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu memakukan 48 buah paku di pagar belakang rumah setiap kali dia marah, lalu secara bertahap jumlah itu berkurang....
Dia mendapati ternyata lebih mudah menahan amarah dari pada memakukan paku ke pagar

Akhirnya tibalah hari dimana anak merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Kemudian dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya...
Setelah mengetahui itu sang ayah menyuruh anaknya untuk mencabut 1 buah paku untuk setiap hari apabila dia bisa menahan amarahnya.

Hari - hari berlalu dan anak laki - laki itu memberitahukan kepada ayahnya bahwa paku itu sudah tercabut semua olehnya...Lalu sang ayah menuntun anaknya menuju pagar tersebut dan sang ayah berkata
" Hmm... Anakku, kamu telah berhasil dengan baik, tapi lihatlah lubang - lubang dipagar ini,
Pagar ini tidak akan pernah sama seperti sebelumnya".
Kemudian sang ayah berkata lagi " ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan...
Kata - katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini...di hati orang lain...

Kamu dapat menusukan pisau pada seseorang... lalu mecabut pisau itu...tetapi tidak peduli berapa kali kamu minta maaf luka itu tetap ada... dan luka karena kata - kata sama buruknya dengan luka fisik...
sang anak menarik nafas dan termenung menyesali semua perbuatanya selama ini...

Disadur Dari sebuah Catatan Kecil Kehidupan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih :)

Jumat, 20 Mei 2011

Paku

Suatu ketika, ada seorang anak yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, sang ayah memberikan sekantung paku dan sebuah palu...
Kemudian ia mengatakan kepada sang anak agar memakukan sebuah paku pada pagar belakang rumah setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu memakukan 48 buah paku di pagar belakang rumah setiap kali dia marah, lalu secara bertahap jumlah itu berkurang....
Dia mendapati ternyata lebih mudah menahan amarah dari pada memakukan paku ke pagar

Akhirnya tibalah hari dimana anak merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Kemudian dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya...
Setelah mengetahui itu sang ayah menyuruh anaknya untuk mencabut 1 buah paku untuk setiap hari apabila dia bisa menahan amarahnya.

Hari - hari berlalu dan anak laki - laki itu memberitahukan kepada ayahnya bahwa paku itu sudah tercabut semua olehnya...Lalu sang ayah menuntun anaknya menuju pagar tersebut dan sang ayah berkata
" Hmm... Anakku, kamu telah berhasil dengan baik, tapi lihatlah lubang - lubang dipagar ini,
Pagar ini tidak akan pernah sama seperti sebelumnya".
Kemudian sang ayah berkata lagi " ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan...
Kata - katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini...di hati orang lain...

Kamu dapat menusukan pisau pada seseorang... lalu mecabut pisau itu...tetapi tidak peduli berapa kali kamu minta maaf luka itu tetap ada... dan luka karena kata - kata sama buruknya dengan luka fisik...
sang anak menarik nafas dan termenung menyesali semua perbuatanya selama ini...

Disadur Dari sebuah Catatan Kecil Kehidupan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih :)