Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan. Pada masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu kembali menjadi pemimpin peradaban?
Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern, modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.
A. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu Pengetahuan, dan kebudayaan
1. Pada bidang Akidah
Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam
Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT
Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
a. Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik
c. Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik
d. Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
e. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
f. Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
g. Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
h. Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik, mereka usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.
a. Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
c. Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah.
2. Pada bidang Ilmu Pengetahuan
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkanpada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat Al_qur’an onlines di google)
Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat menynadarkan umat Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran dan usaha pembaruan antara lain sebagai berikut.
a. Praperiode modern (1250-1800 M)
Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699
Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat
Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik, organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan, karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris
Laporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama kalinya.
Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 M
Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M) yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat itu
b. Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya)
Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh – tokoh pembaruan yang pokok – pokok pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan sumbangsih bagi uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari negara tersebut.
2) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
3) Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
4) Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
5) Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
6) Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20
B. Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894
Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.
Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasalh dari gereja Aya Sophia.
Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.
Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.
C. Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun dari kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.
2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan
3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan efisien
4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi
5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.
6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama, tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.
D. Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng kembali.
4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
5. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.
E. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
2. Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah)
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.
a. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
b. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan hadis di Yogyakarta
c. Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
d. Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama dengan Muhammadiyah.
e. Seriakt Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII (partai Serikat Islam Indonesia).
f. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik
g. Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin. Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
h. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat Islam
i. Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi
j. Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Cendekiawan Muslim
Cendekiawan Muslim adalah yang lahir dari keluarga Muslim, atau berpindah ke Islam.
• Abu Bakar, Khalifah Muslim pertama setelah nabi
• Umar Bin Khattab, Khalifah Muslim kedua setelah nabi
• Usman Bin Affan, Khalifah Muslim ketiga setelah nabi
• Ali bin Abu Talib - 599, Khalifah Muslim keempat, keponakan dan menantu laki-laki Nabi Terakhir, Muhammad SAW
• Husain bin Ali - Putra Ali bin Abi Taalib
• Ibnu Abbas - 619, Arab
• Abdullah bin Masud - meninggal 652
• Zaid bin Tsabit - lahir-610
• Hassan Al Bashri - (642 - 728 atau 737)
• Umar Bin Abdul Aziz - (682 - 720)
• Abu Hanifa an-Nu'man - (699 - 767)
• Malik bin Anas - (715 - 796), Al-Muwatta
• Geber (Jabir bin Hayyan) - (721 - 815), Arab polymath dan bapak kimia
• Muhammad bin Mūsā al-Khwārizmī (780 - 850) Astronom penduduk persia Khwarizm dan bapak aljabar
• Abu Abdullah ash-Shafi'i - (767 - 820)
• Ahmad bin Hanbal - (780 - 855), Musnad Ahmad bin Hanbal
• Yaqub bin Ishaq al-Kindi - (801 - 873), Arab, bidang ganda
• Muhammad bin Ismail al-Bukhari bin ahmad - (810 - 870), Orang Persia, Hadis, kolektor hadis Sahih Bukhari yang paling dipercaya dalam Islam
• Ibnu Hisham - (meninggal 834)
• Abu Dawud as-Sidjistani, (817 - 888) (Basra), Sunan Abu Dawud, Orang Persia, Penyusun Hadis
• Imam Muslim bin al-Hajjaj - (821 - 875), Sahih Muslim, , Orang Persia
• Al-Tirmidhi - (824 - 892), Jami at-Tirmidhi
• Ibnu Majah - (824 - 887) Persia Sunan bin Majah
• Ibnu Qutaybah - (828-889)
• Al-Nasa'i - (829 - 915) Pengumpul Hadis , Orang Persia
• Ibnu Jarir al-Tabari - (838 - 923), Sunni, Orang Persia, bidang ganda, Tarikh al-Tabari/Tafsir al-Tabari
• Abu al-Hasan al-Ash'ari - (874 – 936) Arab
• At-Tahawi - (853 - 933) Mesir Aqidah at-Tahawiyyah
• Abu Mansur Al Maturidi - meninggal 333 H / 944 M Orang Persia
• Al-Farabi - (870 - 950), Orang Persia
• Al-Barbahaaree - (meninggal 940) Cendekiawan Irak, penulis The Explanation of the Creed.
• al-Tabarani - (875 - 975) al-Mu'jam al-Kabeer
• Hakim al-Naisaburi - (933 - 1012/1014) Orang Persia, Mustadrak al-Hakim
• Abu al-Qasim al-Zahrawi (Abulcasis) (936-1013), Psikolog Arab Andalusia dan bapak bedah modern
• Ibnu al-Haytham (Alhacen) (965-1039), seorang Jenius universal Arab atau Persia, bapak optik, pelopor metode ilmiah, penemu psikofisik dan psikologi eksperimental, dan ilmuan pertama"
• Al-Mawardi (972- 1058), Arab
• Ibnu Hazm - (994 – 1064), (Cordoba) Filsuf Andalusia
• Al-Khatib al-Baghdadi - (1001 - 1072)
• Nizam al-Mulk - (1018 – 1092) Orang Persia Siyasatnama
• Al-Juwayni - (1020 - 1079), Fara'id al-Simtayn
• Ali bin Tahir al-Sulami - meninggal 1106
• Al-Ghazali - (1058-1111) Teolog dan filsuf Persia
• Ibnu Yaḥyā al-Maghribī al-Samawʾal -( 1130-1180) The Good Jew from Morocco
• Ibn Qudamah al-Maqdisi - (1147-1223) al-Mughni
• Fakhr al-Din al-Razi, (1149-1209) Persia
• Ali bin al-Athir - (1160 - 1233), The Complete History
• Mahmud al-Alusi - (1217 - 1270), Ahli Tafsir Ruh al-Ma'ani
• Sibt bin al-Jawzi - meninggal 1257
• Al-Qurtubi - meninggal 1273 Tafsir al-Qurtubi Andalusia
• Al-Nawawi - (1233-1278) Sharh Sahih Muslim, Riyadh as-Saaliheen, 40 Hadis Nawawi
• Ibnu Taymiyyah - (1263-1328) Islam Sunni (Majmu al-Fatwa al-Kubra)
• Abul Fida Ismail bin Hamwi, (1273 -1331), Sunni Shafii (?), Siria, bidang ganda, Tarikh Abul Fida
• Al-Dhahabi - (1274-1348) Talkhis al-Mustadrak
• Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah - (1292-1350) Za'ad al-Ma'ad
• al-Haafizh ibnu Kathir - (1301-1373) Tafsir bin Kathir
• Ali bin Abu Bakar al-Haythami - 13??, Majma al-Zawa'id
• Ibnu Khaldun - (1332 - 1406), Polymath Arab, sejarawan, dan bapak demografi, historiografi, filosofi sejarah, sosiologi, dan ilmu sosial
• al-Hafidh bin Rajab al-Hanbali - (1335-1392) Damaskus
• Ibnu Hajar al-Asqalani - (1372-1449) Pengarang Muhaddis al-Fath al-Baari dan Bulugh al-Maram
• al-Suyuti - (1445 - 1505), History of the Caliphs
• Ibnu Hajar Al-Haythami - (1525 - 1590) Al-Sawa'iq al-Muhriqah
• Shah Waliullah - (1703–1762)
• Ahmed Rida Khan - (1856-1921)
• Muhammad bin Abd al Wahhab - (1703-1792) Islam Sunni, Najd, Arab Saudi (Usul al-Iman)
• Ash-Shawkani - (1760 - 1834)
• Maulana Rashid Ahmad Gangohi - (1826 – 1905)
• Maulana Muhammad Qasim Nanotwi - (1832 - 1879), Pendiri Madrasah Deoband
• Shams-ul-haq Azeemabadi -1857 -1911, India, Penulis Awn-ul-Mabood Sharh Sunan Abi Dawud
• Shibli Nomani - (1857 - 1914)
• Rashid Rida - (1865-1935) Orang Siria
• Abdulhakim Arvasi - (1867 - 1943)
• Syed Abdullah Shah Naqshbandi - 1872-1964 Sunni Muhaddis Deccan India
• Badiuzzaman Said Nursi - (1877 - 1960), Cendekiawan Islam Kurdi Turki
• Muhammad Iqbal - (1877-1938), penyair, filsuf dan politikus, Pakistan Inggris India
• Abd ar-Rahman bin Nasir as-Sa'di - (1889-1956)
• Sayyid Abul Ala Maududi - (1903-1979) Penulis Tafhim al-Quran dan lebih lima puluh buku dalam Islam, politik dan sejarah, pendiri Jamaah Islam, Pakistan Inggris India
• Amin Ahsan Islahi (1904–1997) - Penulis Tadabburi-Qur’an
• Khalid Masud (1935–2003) - Penulis Hayat e Rasul e Ummi
• Muhammad Metwally Al Shaarawy - (1911-1998)
• Huseyin Hilmi Isik (1911-2001) - Penulis Seadet-i Ebediyye atau the Endless Bliss
• Syed Abul Hasan Ali Hasani Nadwi - (1914 - 1999)
• al-Muhadith Muhammad Nassir ad-Deen Al-Albani - (1914-1999)
• Muhammad Yusuf Khandlawi - (1917 – 1965) Sunni India
• Ahmed Deedat - (1918 - 2005)
• Fazlur Rahman - (1919–1988) Cendekiawan Islam
• Ismail Al-Faruqi - (1921 - 1986), Sunni, Palestina, filsuf
• Ibnu Uthaimeen - (1925 - 2001)
• Maulana Shah Ahmad Noorani - (1926 - 2003) , Pakistan
• Yusuf al-Qaradawi - lahir 1926
• Khurshid Ahmad - lahir 1932
• Ahmad Syafi'i Maarif - lahir 1935
• Nurcholish Madjid - (1939 - 2005)
• Fethullah Gulen - lahir 1941 Orang Turki, Cendekiawan Islam
• Shaykh Abdul Hadi Palazzi - lahir 1961 Orang Italia, Cendekiawan Islam Penulis The Jewish-Moislem Dialogue and the Question of Jerusalem
• Abdullah Yusuf Azzam - (1941 - 1989)
• Nasr Hamid Abu Zaid - lahir 1943,
• Amien Rais - lahir 1944,
• Muhammad Tahir-ul-Qadri lahir 1951
• Taqiuddin al-Nabhani- (1909 - 1977) Cendekiawan, Pemikir, Politikus, Pendiri Hizbut Tahrir
• Imran Nazar Hosein Penulis Jerusalem in the Quran
• Meer Abdullah Harun
• Muhammad Taqi Usmani
• Imam Tahir Anwar
• Muhammad Rafi Usmani
• Amir Hussain Dikenal sebagai Cendekiawan Islam dan Agama komparatif
• Anwar al-awlaki
• Abdurrahman As-Sudais Imam Besar Masjidil Haram, Cendekiawan Besar Arab Saudi & Dunia
• Saud Ash-Shuraim Imam Masjidil Haram, Ketua Pengadilan Tinggi Makkah
Cendekiawan klasik Syiah dan revolusionaris ilmiah
• Abū Rayhān al-Bīrūnī (973-1048), Jenius universal Persia, bapak geodesi dan Indologi, dan "antropologis petama"
• Avicenna (Ibnu Sina) (980-1037), Jenius universal Persia dan bapak pengobatan modern dan momentum
• Abu Mekhnaf -Sejarawan, meninggal 157 H, 774 M - Kufi
• Muhammad Ya'qub Kulainy - 950, Kitab al-Kafi
• Mohammad bin Ali (ibnu-e Babuyeh) atau (Shaikh Saduq) 927/928 - (306 -381 H.)
• Syeikh al-Mufid
• Al-Sharif al-Radi - 970, penyusun Nahj al-Balagha
• al-Sharif al-Murtada
• Shaikh Tusi - Penulis Tahdhibu 'l-Ahkam dan al-Istibsar
• Ahmad bin A'tham- Sejarawan Syiah
• Nasir al-Din al-Tusi - 1201, Persia, bidang ganda, Zij-i ilkhani, salah satu pendiri Trigonometri.
• Mulla Sadra - 1571, Syiah, Persia, Filosofi, Transcendent Theosophy, Filsuf Persia terbesar sepanjang sejarah
• Mir Damad - 16?? atau 17??, Syiah, Persia, Filosofi, Taqwim al-Iman, pendiri Sekolah Isfahan
• Allamah al-Majlisi, 1689, Imamiyyah Syiah, Iran, Oceans of Light (Bihar ul Anwar)
Cendekiawan kontemporer Syiah
• Ayatullah al-Shirazi Agung - 1892, Imamiyyah Syiah, Iran
• Allamah Tabatabaei - 1892, Imamiyyah Syiah, Iran, bidang ganda, Tafsir al-Mizan
• Allamah Rashid Turabi 1908 - 1973
• Allama Talib Jauhri
• Ruhullah Khomeini - 1900, Imamiyyah Syiah, Iran, pemimpin spiritual dan politik Revolusi Islam 1979
• Sayyed Hussein Nasr - 1933, Imamiyyah Syiah, Iran, Filosofi,
• Musa al-Sadr - Diculik tahun 1978
• Morteza Motahhari - 1979 Iran
• Husain Muhammad Jafri - Syiah, Pakistan, Keaslian dan Pembentukan Awal Islam Syiah
• Ali al-Sistani - Imamiyyah Syiah, Iran-Irak
• Shaykh Ahmad-i-Ahsa'i - Syiah
• Sayed Muhsin al-Hakim
• Muhammad Baqir al-Hakim
• Ayatullah Borujerdi Agung
• Muhammad Salih al-Mazandarani - Shahr Usul al-Kafi
• Muhammad al-Tijani
• Ali Shariati
• Haji Karim Khan dari Kirman
• Sayyid Kazim Rashti
• Profesor Abdul Hakim
• Prof.Wahid Akhtar: (1934-1996)'
• Shaid Ghulam Hussain Najfi
Sufi
• Rabi'a al-Adawiya, aka Rabia Basri, abad ke-8, Basra, Persia [2]
• Baha-ud-Din Naqshband Bukhari, abad ke-14, Uzbekistan
• Al Khakim At Termizi, abad ke-8, Uzbekistan
• Khwaja Ahmad Yasavi, abad ke-12, Turkistan.
• Farid al-Din Attar, Persia
• Abusaeid Abolkheir, Persia
• Ibnu Arabi , 1165- 1240
• Mahmud Shabestari, Persia (687H.- 720H.)
• Junayd Baghdadi[Persia]
• Bayazid Bastami, Persia
• Mansur Al-Hallaj, Persia
• Abdul Qadir Gilani - Sunni Hanbali Persia
• Najmeddin Kubra, Persia
• Dhul-Nun al-Misri, abad ke-9, Nubia, Mesir
• Jalal al-Din Muhammad Rumi - 1207, Persia, pendiri kelompok derwishes
• Al-Sakhawi, 831- 902
• Nasreddin - 10?? -13??, Persia
• Saadi - Persia
• Dr. Ghulam Mustafa Khan Mujaddin 1400 HY 1912-2005, Asia Pakistan
• Ahmed Raza Khan 1856-1920,Asia
• Dr Muhammad Tahir ul-Qadri
• Syed Faiz-ul Hassan Shah
• Jami - 1414, Persian, bidang ganda, Diwanha-i Sehganeh, Penyair Persia terbesar dalam abad ke-15
• Syed Muhammad Naquib al-Attas
• Muhammad Ilyas - 1885
• Qalander Ba Ba Auliya
• Khwaja Shamsuddin Azeemi
• Justice Shaykh Muhammad Karam Shah al-Azhari - 1918-1998, Bhera, Pakistan
• Shaykh Muhammad Imdad Hussain Pirzada
• Shaykh Faiz-ul-Aqtab Siddiqi Inggris
• Riaz Ahmad Gohar Shahi - (1941 - 2001) , Pakistan
• Zakir Naik
• Ali Yafie
Cendekiawan Unorthodox
• Allama Mashriqi
• Muhammad Shaikh
• Ghulam Ahmad Pervez
Pindah ke Islam
• Roger Garaudy
• Jeffrey Lang
• Hamza Yusuf
• Sherman Jackson
• Yahya Michot
• Marmaduke Pickthall -1875, Inggris, The meaning of the Holy Qur'an
• Michael Wolfe
• Nuh Keller
• Frithjof Schuon
• M. Ismail Marcinkowski
• Timothy Winter
• Bilal Philips
• Yusuf Estes
• Shaykh Hamza Yusuf
• Imam Zaid Shakir - Amerika Serikat
• Thomas McElwain
• Abdul Ahad Davud
• Muhammad Asad (Leopold Weiss lahir pada Juli 1900 di kota Lviv, sekarang di Ukraina, meninggal tahun 1992) adalah seorang Yahudi yang berpindah ke Islam.
• Martin Lings
• Ibnu Yaḥyā al-Maghribī al-Samawʾal
• Ibnu Kammuna
• Gibril Haddad
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam pada Masa Rasulullah SAW
Pertumbuhan ilmu pengetahuan telah terjadi sejak Rasulullah mendakwahkan agama islam, wahyu pertamanya yaitu surat Al – alaq ayat 1 -
5 bercerita tentang dasar – dasar ilmu pengetahuan, didalam wahyu tersebut
terdapat perintah untuk membaca, Allah pun menegaskan bahwa hakikat ilmu datangnya dari Allah dan awalnya manusia tidak mengetahui apa – apa. Kata Iqra’ pada ayat ke-1 surat Al- alaq memiliki makna yang beragam, seperti menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik teks maupun bukan teks.
Pada masa rasulullah, ilmu pengetahuan lebih banyak berkembang dibidang ilmu-ilmu pokok tentang agama (ushuluddin), dan ilmu akhlak (moral). Akan tetapi ilmu – ilmu lainnya tetap berkembang walaupun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak. Saat itu pun mulai terjadi proses pengkajian ilmu yang lebih sistematis, diantaranya dasar – dasar ilmu tafsir yang dikembangkan oleh para sahabat rasulullah.
Diantara ahli tafsir dimasa Rasulullah yaitu khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay Ibnu Ka’ab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu Musa Al-’Asy’ari dan Abdullah bin Zubair. Dan dari kalangan khalifah empat yang paling banyak dikenal riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin Abi Thalib r.a.
Ibnu Abbas adalah anak paman Rasulullah SAW, sekaligus murid dari Rasulullah. Ia dikenal sebagai ahli bahasa/penterjemah Al-Qur’an. Dia adalah sahabat yang paling pandai/tahu tentang tafsir Al-Qur’an. Dia mempunyai biografi yang menunjukkan kebolehan ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal penggalian secara mendalam tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an.
Selain Ibnu Abbas, sahabat nabi yang termasuk ahli tafsir ialah Ibnu Mas’ud r.a. Ia adalah salah seorang yang pertama masuk Islam pada usia 6 tahun. Dari segi hubungan kenabian ia adalah seorang yang sangat baik dan terdidik. Karena pertimbangan itulah sahabat lain memandangnya sebagai seorang sahabat yang lebih banyak mengetahui bidang Kitabullah Al-Qur’an, mengetahui tentang muhkam dan mutasyabih, halal dan haram.
Selain para ahli tafsir, kaum yang berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman rasulullah yaitu kaum sufi (ahli ilmu). Kaum sufi yaitu kaum yang menyebarkan ajaran islam ke berbagai belahan dunia. Pada zaman rasulullah, mereka mempelajari al-Quran secara langsung dengan Rasulullah s.a.w. mereka adalah orang-orang yang menyediakan dirinya semata-mata untuk Allah s.w.t dan Rasul-Nya.
Al-Quran pada jaman Rasulullah SAW. Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:
Pertama : al Jam’u fis Sudur
yaitu Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu.
Kedua : al Jam’u fis Suthur
yaitu menyuruh para sahabat untuk menuliskannya kembali setelah dibacakan oleh Rasulullah. Biasanya sahabat menuliskan Al-Qur’an pada ar-Riqa’ (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang), al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al-Qur’an waktu itu mencapai 40 orang.
Pada zaman Rasulullah
hadits tidak dituliskan sebab:
a) Nabi sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat tertentu yang diizinkan
beliau sebagai catatan pribadi.
b) Rasulullah berada di tengah-tengah ummat Islam sehingga dirasa tidak sangat perlu
untuk dituliskan pada waktu itu.
c) Kemampuan tulis baca di kalangan sahabat sangat terbatas.
d) Umat Islam sedang dikonsentrasikan kepada al-Qur’an.
e) Kesibukan-kesibukan umat Islam yang luar biasa dalam menghadapi perjuangan da’wah
yang sangat penting.
Perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa Rasulullah terus berkembang sampai sekarang, khususnya
dalam bidang ekonomi. Banyak teori tentang ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak
jaman Rasulullah dan digunakan didalam zaman yang modern seperti sekarang ini, diantaranya
teori invisible hands yang berasal dari Nabi Saw dan sangat populer di kalangan
ulama. Teori ini berasal dari hadits Nabi Saw. sebagaimana disampaikan oleh Anas
RA, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dalam
hadits tersebut diriwayatkan sebagai berikut :
“Harga
melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada
Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah hendaklah engkau menetukan harga”.
Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”
ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah.
Senin, 07 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senin, 07 Juni 2010
Perkembangan Islam Pada Masa Modern
Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan. Pada masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu kembali menjadi pemimpin peradaban?
Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern, modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.
A. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu Pengetahuan, dan kebudayaan
1. Pada bidang Akidah
Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam
Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT
Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
a. Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik
c. Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik
d. Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
e. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
f. Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
g. Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
h. Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik, mereka usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.
a. Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
c. Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah.
2. Pada bidang Ilmu Pengetahuan
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkanpada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat Al_qur’an onlines di google)
Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat menynadarkan umat Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran dan usaha pembaruan antara lain sebagai berikut.
a. Praperiode modern (1250-1800 M)
Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699
Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat
Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik, organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan, karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris
Laporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama kalinya.
Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 M
Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M) yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat itu
b. Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya)
Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh – tokoh pembaruan yang pokok – pokok pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan sumbangsih bagi uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari negara tersebut.
2) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
3) Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
4) Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
5) Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
6) Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20
B. Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894
Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.
Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasalh dari gereja Aya Sophia.
Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.
Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.
C. Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun dari kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.
2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan
3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan efisien
4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi
5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.
6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama, tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.
D. Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng kembali.
4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
5. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.
E. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
2. Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah)
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.
a. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
b. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan hadis di Yogyakarta
c. Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
d. Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama dengan Muhammadiyah.
e. Seriakt Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII (partai Serikat Islam Indonesia).
f. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik
g. Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin. Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
h. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat Islam
i. Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi
j. Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Cendekiawan Muslim
Cendekiawan Muslim adalah yang lahir dari keluarga Muslim, atau berpindah ke Islam.
• Abu Bakar, Khalifah Muslim pertama setelah nabi
• Umar Bin Khattab, Khalifah Muslim kedua setelah nabi
• Usman Bin Affan, Khalifah Muslim ketiga setelah nabi
• Ali bin Abu Talib - 599, Khalifah Muslim keempat, keponakan dan menantu laki-laki Nabi Terakhir, Muhammad SAW
• Husain bin Ali - Putra Ali bin Abi Taalib
• Ibnu Abbas - 619, Arab
• Abdullah bin Masud - meninggal 652
• Zaid bin Tsabit - lahir-610
• Hassan Al Bashri - (642 - 728 atau 737)
• Umar Bin Abdul Aziz - (682 - 720)
• Abu Hanifa an-Nu'man - (699 - 767)
• Malik bin Anas - (715 - 796), Al-Muwatta
• Geber (Jabir bin Hayyan) - (721 - 815), Arab polymath dan bapak kimia
• Muhammad bin Mūsā al-Khwārizmī (780 - 850) Astronom penduduk persia Khwarizm dan bapak aljabar
• Abu Abdullah ash-Shafi'i - (767 - 820)
• Ahmad bin Hanbal - (780 - 855), Musnad Ahmad bin Hanbal
• Yaqub bin Ishaq al-Kindi - (801 - 873), Arab, bidang ganda
• Muhammad bin Ismail al-Bukhari bin ahmad - (810 - 870), Orang Persia, Hadis, kolektor hadis Sahih Bukhari yang paling dipercaya dalam Islam
• Ibnu Hisham - (meninggal 834)
• Abu Dawud as-Sidjistani, (817 - 888) (Basra), Sunan Abu Dawud, Orang Persia, Penyusun Hadis
• Imam Muslim bin al-Hajjaj - (821 - 875), Sahih Muslim, , Orang Persia
• Al-Tirmidhi - (824 - 892), Jami at-Tirmidhi
• Ibnu Majah - (824 - 887) Persia Sunan bin Majah
• Ibnu Qutaybah - (828-889)
• Al-Nasa'i - (829 - 915) Pengumpul Hadis , Orang Persia
• Ibnu Jarir al-Tabari - (838 - 923), Sunni, Orang Persia, bidang ganda, Tarikh al-Tabari/Tafsir al-Tabari
• Abu al-Hasan al-Ash'ari - (874 – 936) Arab
• At-Tahawi - (853 - 933) Mesir Aqidah at-Tahawiyyah
• Abu Mansur Al Maturidi - meninggal 333 H / 944 M Orang Persia
• Al-Farabi - (870 - 950), Orang Persia
• Al-Barbahaaree - (meninggal 940) Cendekiawan Irak, penulis The Explanation of the Creed.
• al-Tabarani - (875 - 975) al-Mu'jam al-Kabeer
• Hakim al-Naisaburi - (933 - 1012/1014) Orang Persia, Mustadrak al-Hakim
• Abu al-Qasim al-Zahrawi (Abulcasis) (936-1013), Psikolog Arab Andalusia dan bapak bedah modern
• Ibnu al-Haytham (Alhacen) (965-1039), seorang Jenius universal Arab atau Persia, bapak optik, pelopor metode ilmiah, penemu psikofisik dan psikologi eksperimental, dan ilmuan pertama"
• Al-Mawardi (972- 1058), Arab
• Ibnu Hazm - (994 – 1064), (Cordoba) Filsuf Andalusia
• Al-Khatib al-Baghdadi - (1001 - 1072)
• Nizam al-Mulk - (1018 – 1092) Orang Persia Siyasatnama
• Al-Juwayni - (1020 - 1079), Fara'id al-Simtayn
• Ali bin Tahir al-Sulami - meninggal 1106
• Al-Ghazali - (1058-1111) Teolog dan filsuf Persia
• Ibnu Yaḥyā al-Maghribī al-Samawʾal -( 1130-1180) The Good Jew from Morocco
• Ibn Qudamah al-Maqdisi - (1147-1223) al-Mughni
• Fakhr al-Din al-Razi, (1149-1209) Persia
• Ali bin al-Athir - (1160 - 1233), The Complete History
• Mahmud al-Alusi - (1217 - 1270), Ahli Tafsir Ruh al-Ma'ani
• Sibt bin al-Jawzi - meninggal 1257
• Al-Qurtubi - meninggal 1273 Tafsir al-Qurtubi Andalusia
• Al-Nawawi - (1233-1278) Sharh Sahih Muslim, Riyadh as-Saaliheen, 40 Hadis Nawawi
• Ibnu Taymiyyah - (1263-1328) Islam Sunni (Majmu al-Fatwa al-Kubra)
• Abul Fida Ismail bin Hamwi, (1273 -1331), Sunni Shafii (?), Siria, bidang ganda, Tarikh Abul Fida
• Al-Dhahabi - (1274-1348) Talkhis al-Mustadrak
• Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah - (1292-1350) Za'ad al-Ma'ad
• al-Haafizh ibnu Kathir - (1301-1373) Tafsir bin Kathir
• Ali bin Abu Bakar al-Haythami - 13??, Majma al-Zawa'id
• Ibnu Khaldun - (1332 - 1406), Polymath Arab, sejarawan, dan bapak demografi, historiografi, filosofi sejarah, sosiologi, dan ilmu sosial
• al-Hafidh bin Rajab al-Hanbali - (1335-1392) Damaskus
• Ibnu Hajar al-Asqalani - (1372-1449) Pengarang Muhaddis al-Fath al-Baari dan Bulugh al-Maram
• al-Suyuti - (1445 - 1505), History of the Caliphs
• Ibnu Hajar Al-Haythami - (1525 - 1590) Al-Sawa'iq al-Muhriqah
• Shah Waliullah - (1703–1762)
• Ahmed Rida Khan - (1856-1921)
• Muhammad bin Abd al Wahhab - (1703-1792) Islam Sunni, Najd, Arab Saudi (Usul al-Iman)
• Ash-Shawkani - (1760 - 1834)
• Maulana Rashid Ahmad Gangohi - (1826 – 1905)
• Maulana Muhammad Qasim Nanotwi - (1832 - 1879), Pendiri Madrasah Deoband
• Shams-ul-haq Azeemabadi -1857 -1911, India, Penulis Awn-ul-Mabood Sharh Sunan Abi Dawud
• Shibli Nomani - (1857 - 1914)
• Rashid Rida - (1865-1935) Orang Siria
• Abdulhakim Arvasi - (1867 - 1943)
• Syed Abdullah Shah Naqshbandi - 1872-1964 Sunni Muhaddis Deccan India
• Badiuzzaman Said Nursi - (1877 - 1960), Cendekiawan Islam Kurdi Turki
• Muhammad Iqbal - (1877-1938), penyair, filsuf dan politikus, Pakistan Inggris India
• Abd ar-Rahman bin Nasir as-Sa'di - (1889-1956)
• Sayyid Abul Ala Maududi - (1903-1979) Penulis Tafhim al-Quran dan lebih lima puluh buku dalam Islam, politik dan sejarah, pendiri Jamaah Islam, Pakistan Inggris India
• Amin Ahsan Islahi (1904–1997) - Penulis Tadabburi-Qur’an
• Khalid Masud (1935–2003) - Penulis Hayat e Rasul e Ummi
• Muhammad Metwally Al Shaarawy - (1911-1998)
• Huseyin Hilmi Isik (1911-2001) - Penulis Seadet-i Ebediyye atau the Endless Bliss
• Syed Abul Hasan Ali Hasani Nadwi - (1914 - 1999)
• al-Muhadith Muhammad Nassir ad-Deen Al-Albani - (1914-1999)
• Muhammad Yusuf Khandlawi - (1917 – 1965) Sunni India
• Ahmed Deedat - (1918 - 2005)
• Fazlur Rahman - (1919–1988) Cendekiawan Islam
• Ismail Al-Faruqi - (1921 - 1986), Sunni, Palestina, filsuf
• Ibnu Uthaimeen - (1925 - 2001)
• Maulana Shah Ahmad Noorani - (1926 - 2003) , Pakistan
• Yusuf al-Qaradawi - lahir 1926
• Khurshid Ahmad - lahir 1932
• Ahmad Syafi'i Maarif - lahir 1935
• Nurcholish Madjid - (1939 - 2005)
• Fethullah Gulen - lahir 1941 Orang Turki, Cendekiawan Islam
• Shaykh Abdul Hadi Palazzi - lahir 1961 Orang Italia, Cendekiawan Islam Penulis The Jewish-Moislem Dialogue and the Question of Jerusalem
• Abdullah Yusuf Azzam - (1941 - 1989)
• Nasr Hamid Abu Zaid - lahir 1943,
• Amien Rais - lahir 1944,
• Muhammad Tahir-ul-Qadri lahir 1951
• Taqiuddin al-Nabhani- (1909 - 1977) Cendekiawan, Pemikir, Politikus, Pendiri Hizbut Tahrir
• Imran Nazar Hosein Penulis Jerusalem in the Quran
• Meer Abdullah Harun
• Muhammad Taqi Usmani
• Imam Tahir Anwar
• Muhammad Rafi Usmani
• Amir Hussain Dikenal sebagai Cendekiawan Islam dan Agama komparatif
• Anwar al-awlaki
• Abdurrahman As-Sudais Imam Besar Masjidil Haram, Cendekiawan Besar Arab Saudi & Dunia
• Saud Ash-Shuraim Imam Masjidil Haram, Ketua Pengadilan Tinggi Makkah
Cendekiawan klasik Syiah dan revolusionaris ilmiah
• Abū Rayhān al-Bīrūnī (973-1048), Jenius universal Persia, bapak geodesi dan Indologi, dan "antropologis petama"
• Avicenna (Ibnu Sina) (980-1037), Jenius universal Persia dan bapak pengobatan modern dan momentum
• Abu Mekhnaf -Sejarawan, meninggal 157 H, 774 M - Kufi
• Muhammad Ya'qub Kulainy - 950, Kitab al-Kafi
• Mohammad bin Ali (ibnu-e Babuyeh) atau (Shaikh Saduq) 927/928 - (306 -381 H.)
• Syeikh al-Mufid
• Al-Sharif al-Radi - 970, penyusun Nahj al-Balagha
• al-Sharif al-Murtada
• Shaikh Tusi - Penulis Tahdhibu 'l-Ahkam dan al-Istibsar
• Ahmad bin A'tham- Sejarawan Syiah
• Nasir al-Din al-Tusi - 1201, Persia, bidang ganda, Zij-i ilkhani, salah satu pendiri Trigonometri.
• Mulla Sadra - 1571, Syiah, Persia, Filosofi, Transcendent Theosophy, Filsuf Persia terbesar sepanjang sejarah
• Mir Damad - 16?? atau 17??, Syiah, Persia, Filosofi, Taqwim al-Iman, pendiri Sekolah Isfahan
• Allamah al-Majlisi, 1689, Imamiyyah Syiah, Iran, Oceans of Light (Bihar ul Anwar)
Cendekiawan kontemporer Syiah
• Ayatullah al-Shirazi Agung - 1892, Imamiyyah Syiah, Iran
• Allamah Tabatabaei - 1892, Imamiyyah Syiah, Iran, bidang ganda, Tafsir al-Mizan
• Allamah Rashid Turabi 1908 - 1973
• Allama Talib Jauhri
• Ruhullah Khomeini - 1900, Imamiyyah Syiah, Iran, pemimpin spiritual dan politik Revolusi Islam 1979
• Sayyed Hussein Nasr - 1933, Imamiyyah Syiah, Iran, Filosofi,
• Musa al-Sadr - Diculik tahun 1978
• Morteza Motahhari - 1979 Iran
• Husain Muhammad Jafri - Syiah, Pakistan, Keaslian dan Pembentukan Awal Islam Syiah
• Ali al-Sistani - Imamiyyah Syiah, Iran-Irak
• Shaykh Ahmad-i-Ahsa'i - Syiah
• Sayed Muhsin al-Hakim
• Muhammad Baqir al-Hakim
• Ayatullah Borujerdi Agung
• Muhammad Salih al-Mazandarani - Shahr Usul al-Kafi
• Muhammad al-Tijani
• Ali Shariati
• Haji Karim Khan dari Kirman
• Sayyid Kazim Rashti
• Profesor Abdul Hakim
• Prof.Wahid Akhtar: (1934-1996)'
• Shaid Ghulam Hussain Najfi
Sufi
• Rabi'a al-Adawiya, aka Rabia Basri, abad ke-8, Basra, Persia [2]
• Baha-ud-Din Naqshband Bukhari, abad ke-14, Uzbekistan
• Al Khakim At Termizi, abad ke-8, Uzbekistan
• Khwaja Ahmad Yasavi, abad ke-12, Turkistan.
• Farid al-Din Attar, Persia
• Abusaeid Abolkheir, Persia
• Ibnu Arabi , 1165- 1240
• Mahmud Shabestari, Persia (687H.- 720H.)
• Junayd Baghdadi[Persia]
• Bayazid Bastami, Persia
• Mansur Al-Hallaj, Persia
• Abdul Qadir Gilani - Sunni Hanbali Persia
• Najmeddin Kubra, Persia
• Dhul-Nun al-Misri, abad ke-9, Nubia, Mesir
• Jalal al-Din Muhammad Rumi - 1207, Persia, pendiri kelompok derwishes
• Al-Sakhawi, 831- 902
• Nasreddin - 10?? -13??, Persia
• Saadi - Persia
• Dr. Ghulam Mustafa Khan Mujaddin 1400 HY 1912-2005, Asia Pakistan
• Ahmed Raza Khan 1856-1920,Asia
• Dr Muhammad Tahir ul-Qadri
• Syed Faiz-ul Hassan Shah
• Jami - 1414, Persian, bidang ganda, Diwanha-i Sehganeh, Penyair Persia terbesar dalam abad ke-15
• Syed Muhammad Naquib al-Attas
• Muhammad Ilyas - 1885
• Qalander Ba Ba Auliya
• Khwaja Shamsuddin Azeemi
• Justice Shaykh Muhammad Karam Shah al-Azhari - 1918-1998, Bhera, Pakistan
• Shaykh Muhammad Imdad Hussain Pirzada
• Shaykh Faiz-ul-Aqtab Siddiqi Inggris
• Riaz Ahmad Gohar Shahi - (1941 - 2001) , Pakistan
• Zakir Naik
• Ali Yafie
Cendekiawan Unorthodox
• Allama Mashriqi
• Muhammad Shaikh
• Ghulam Ahmad Pervez
Pindah ke Islam
• Roger Garaudy
• Jeffrey Lang
• Hamza Yusuf
• Sherman Jackson
• Yahya Michot
• Marmaduke Pickthall -1875, Inggris, The meaning of the Holy Qur'an
• Michael Wolfe
• Nuh Keller
• Frithjof Schuon
• M. Ismail Marcinkowski
• Timothy Winter
• Bilal Philips
• Yusuf Estes
• Shaykh Hamza Yusuf
• Imam Zaid Shakir - Amerika Serikat
• Thomas McElwain
• Abdul Ahad Davud
• Muhammad Asad (Leopold Weiss lahir pada Juli 1900 di kota Lviv, sekarang di Ukraina, meninggal tahun 1992) adalah seorang Yahudi yang berpindah ke Islam.
• Martin Lings
• Ibnu Yaḥyā al-Maghribī al-Samawʾal
• Ibnu Kammuna
• Gibril Haddad
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam pada Masa Rasulullah SAW
Pertumbuhan ilmu pengetahuan telah terjadi sejak Rasulullah mendakwahkan agama islam, wahyu pertamanya yaitu surat Al – alaq ayat 1 -
5 bercerita tentang dasar – dasar ilmu pengetahuan, didalam wahyu tersebut
terdapat perintah untuk membaca, Allah pun menegaskan bahwa hakikat ilmu datangnya dari Allah dan awalnya manusia tidak mengetahui apa – apa. Kata Iqra’ pada ayat ke-1 surat Al- alaq memiliki makna yang beragam, seperti menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik teks maupun bukan teks.
Pada masa rasulullah, ilmu pengetahuan lebih banyak berkembang dibidang ilmu-ilmu pokok tentang agama (ushuluddin), dan ilmu akhlak (moral). Akan tetapi ilmu – ilmu lainnya tetap berkembang walaupun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak. Saat itu pun mulai terjadi proses pengkajian ilmu yang lebih sistematis, diantaranya dasar – dasar ilmu tafsir yang dikembangkan oleh para sahabat rasulullah.
Diantara ahli tafsir dimasa Rasulullah yaitu khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay Ibnu Ka’ab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu Musa Al-’Asy’ari dan Abdullah bin Zubair. Dan dari kalangan khalifah empat yang paling banyak dikenal riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin Abi Thalib r.a.
Ibnu Abbas adalah anak paman Rasulullah SAW, sekaligus murid dari Rasulullah. Ia dikenal sebagai ahli bahasa/penterjemah Al-Qur’an. Dia adalah sahabat yang paling pandai/tahu tentang tafsir Al-Qur’an. Dia mempunyai biografi yang menunjukkan kebolehan ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal penggalian secara mendalam tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an.
Selain Ibnu Abbas, sahabat nabi yang termasuk ahli tafsir ialah Ibnu Mas’ud r.a. Ia adalah salah seorang yang pertama masuk Islam pada usia 6 tahun. Dari segi hubungan kenabian ia adalah seorang yang sangat baik dan terdidik. Karena pertimbangan itulah sahabat lain memandangnya sebagai seorang sahabat yang lebih banyak mengetahui bidang Kitabullah Al-Qur’an, mengetahui tentang muhkam dan mutasyabih, halal dan haram.
Selain para ahli tafsir, kaum yang berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman rasulullah yaitu kaum sufi (ahli ilmu). Kaum sufi yaitu kaum yang menyebarkan ajaran islam ke berbagai belahan dunia. Pada zaman rasulullah, mereka mempelajari al-Quran secara langsung dengan Rasulullah s.a.w. mereka adalah orang-orang yang menyediakan dirinya semata-mata untuk Allah s.w.t dan Rasul-Nya.
Al-Quran pada jaman Rasulullah SAW. Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:
Pertama : al Jam’u fis Sudur
yaitu Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu.
Kedua : al Jam’u fis Suthur
yaitu menyuruh para sahabat untuk menuliskannya kembali setelah dibacakan oleh Rasulullah. Biasanya sahabat menuliskan Al-Qur’an pada ar-Riqa’ (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang), al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al-Qur’an waktu itu mencapai 40 orang.
Pada zaman Rasulullah
hadits tidak dituliskan sebab:
a) Nabi sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat tertentu yang diizinkan
beliau sebagai catatan pribadi.
b) Rasulullah berada di tengah-tengah ummat Islam sehingga dirasa tidak sangat perlu
untuk dituliskan pada waktu itu.
c) Kemampuan tulis baca di kalangan sahabat sangat terbatas.
d) Umat Islam sedang dikonsentrasikan kepada al-Qur’an.
e) Kesibukan-kesibukan umat Islam yang luar biasa dalam menghadapi perjuangan da’wah
yang sangat penting.
Perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa Rasulullah terus berkembang sampai sekarang, khususnya
dalam bidang ekonomi. Banyak teori tentang ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak
jaman Rasulullah dan digunakan didalam zaman yang modern seperti sekarang ini, diantaranya
teori invisible hands yang berasal dari Nabi Saw dan sangat populer di kalangan
ulama. Teori ini berasal dari hadits Nabi Saw. sebagaimana disampaikan oleh Anas
RA, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dalam
hadits tersebut diriwayatkan sebagai berikut :
“Harga
melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada
Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah hendaklah engkau menetukan harga”.
Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”
ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah.
Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern, modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.
A. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu Pengetahuan, dan kebudayaan
1. Pada bidang Akidah
Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam
Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT
Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
a. Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik
c. Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik
d. Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
e. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
f. Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
g. Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
h. Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik, mereka usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.
a. Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
c. Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah.
2. Pada bidang Ilmu Pengetahuan
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkanpada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Firman Allah SWT( lihat Al_qur’an onlines di google)
Artinya : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat menynadarkan umat Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran dan usaha pembaruan antara lain sebagai berikut.
a. Praperiode modern (1250-1800 M)
Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699
Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat
Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik, organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan, karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris
Laporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama kalinya.
Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 M
Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M) yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat itu
b. Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya)
Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh – tokoh pembaruan yang pokok – pokok pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan sumbangsih bagi uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari negara tersebut.
2) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
3) Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
4) Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
5) Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
6) Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20
B. Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894
Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.
Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasalh dari gereja Aya Sophia.
Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.
Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.
C. Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun dari kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.
2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan
3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan efisien
4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi
5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.
6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama, tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.
D. Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
2. Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng kembali.
4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
5. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.
E. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
2. Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah)
3. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.
a. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
b. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan hadis di Yogyakarta
c. Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
d. Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama dengan Muhammadiyah.
e. Seriakt Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII (partai Serikat Islam Indonesia).
f. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik
g. Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin. Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
h. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat Islam
i. Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi
j. Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Cendekiawan Muslim
Cendekiawan Muslim adalah yang lahir dari keluarga Muslim, atau berpindah ke Islam.
• Abu Bakar, Khalifah Muslim pertama setelah nabi
• Umar Bin Khattab, Khalifah Muslim kedua setelah nabi
• Usman Bin Affan, Khalifah Muslim ketiga setelah nabi
• Ali bin Abu Talib - 599, Khalifah Muslim keempat, keponakan dan menantu laki-laki Nabi Terakhir, Muhammad SAW
• Husain bin Ali - Putra Ali bin Abi Taalib
• Ibnu Abbas - 619, Arab
• Abdullah bin Masud - meninggal 652
• Zaid bin Tsabit - lahir-610
• Hassan Al Bashri - (642 - 728 atau 737)
• Umar Bin Abdul Aziz - (682 - 720)
• Abu Hanifa an-Nu'man - (699 - 767)
• Malik bin Anas - (715 - 796), Al-Muwatta
• Geber (Jabir bin Hayyan) - (721 - 815), Arab polymath dan bapak kimia
• Muhammad bin Mūsā al-Khwārizmī (780 - 850) Astronom penduduk persia Khwarizm dan bapak aljabar
• Abu Abdullah ash-Shafi'i - (767 - 820)
• Ahmad bin Hanbal - (780 - 855), Musnad Ahmad bin Hanbal
• Yaqub bin Ishaq al-Kindi - (801 - 873), Arab, bidang ganda
• Muhammad bin Ismail al-Bukhari bin ahmad - (810 - 870), Orang Persia, Hadis, kolektor hadis Sahih Bukhari yang paling dipercaya dalam Islam
• Ibnu Hisham - (meninggal 834)
• Abu Dawud as-Sidjistani, (817 - 888) (Basra), Sunan Abu Dawud, Orang Persia, Penyusun Hadis
• Imam Muslim bin al-Hajjaj - (821 - 875), Sahih Muslim, , Orang Persia
• Al-Tirmidhi - (824 - 892), Jami at-Tirmidhi
• Ibnu Majah - (824 - 887) Persia Sunan bin Majah
• Ibnu Qutaybah - (828-889)
• Al-Nasa'i - (829 - 915) Pengumpul Hadis , Orang Persia
• Ibnu Jarir al-Tabari - (838 - 923), Sunni, Orang Persia, bidang ganda, Tarikh al-Tabari/Tafsir al-Tabari
• Abu al-Hasan al-Ash'ari - (874 – 936) Arab
• At-Tahawi - (853 - 933) Mesir Aqidah at-Tahawiyyah
• Abu Mansur Al Maturidi - meninggal 333 H / 944 M Orang Persia
• Al-Farabi - (870 - 950), Orang Persia
• Al-Barbahaaree - (meninggal 940) Cendekiawan Irak, penulis The Explanation of the Creed.
• al-Tabarani - (875 - 975) al-Mu'jam al-Kabeer
• Hakim al-Naisaburi - (933 - 1012/1014) Orang Persia, Mustadrak al-Hakim
• Abu al-Qasim al-Zahrawi (Abulcasis) (936-1013), Psikolog Arab Andalusia dan bapak bedah modern
• Ibnu al-Haytham (Alhacen) (965-1039), seorang Jenius universal Arab atau Persia, bapak optik, pelopor metode ilmiah, penemu psikofisik dan psikologi eksperimental, dan ilmuan pertama"
• Al-Mawardi (972- 1058), Arab
• Ibnu Hazm - (994 – 1064), (Cordoba) Filsuf Andalusia
• Al-Khatib al-Baghdadi - (1001 - 1072)
• Nizam al-Mulk - (1018 – 1092) Orang Persia Siyasatnama
• Al-Juwayni - (1020 - 1079), Fara'id al-Simtayn
• Ali bin Tahir al-Sulami - meninggal 1106
• Al-Ghazali - (1058-1111) Teolog dan filsuf Persia
• Ibnu Yaḥyā al-Maghribī al-Samawʾal -( 1130-1180) The Good Jew from Morocco
• Ibn Qudamah al-Maqdisi - (1147-1223) al-Mughni
• Fakhr al-Din al-Razi, (1149-1209) Persia
• Ali bin al-Athir - (1160 - 1233), The Complete History
• Mahmud al-Alusi - (1217 - 1270), Ahli Tafsir Ruh al-Ma'ani
• Sibt bin al-Jawzi - meninggal 1257
• Al-Qurtubi - meninggal 1273 Tafsir al-Qurtubi Andalusia
• Al-Nawawi - (1233-1278) Sharh Sahih Muslim, Riyadh as-Saaliheen, 40 Hadis Nawawi
• Ibnu Taymiyyah - (1263-1328) Islam Sunni (Majmu al-Fatwa al-Kubra)
• Abul Fida Ismail bin Hamwi, (1273 -1331), Sunni Shafii (?), Siria, bidang ganda, Tarikh Abul Fida
• Al-Dhahabi - (1274-1348) Talkhis al-Mustadrak
• Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah - (1292-1350) Za'ad al-Ma'ad
• al-Haafizh ibnu Kathir - (1301-1373) Tafsir bin Kathir
• Ali bin Abu Bakar al-Haythami - 13??, Majma al-Zawa'id
• Ibnu Khaldun - (1332 - 1406), Polymath Arab, sejarawan, dan bapak demografi, historiografi, filosofi sejarah, sosiologi, dan ilmu sosial
• al-Hafidh bin Rajab al-Hanbali - (1335-1392) Damaskus
• Ibnu Hajar al-Asqalani - (1372-1449) Pengarang Muhaddis al-Fath al-Baari dan Bulugh al-Maram
• al-Suyuti - (1445 - 1505), History of the Caliphs
• Ibnu Hajar Al-Haythami - (1525 - 1590) Al-Sawa'iq al-Muhriqah
• Shah Waliullah - (1703–1762)
• Ahmed Rida Khan - (1856-1921)
• Muhammad bin Abd al Wahhab - (1703-1792) Islam Sunni, Najd, Arab Saudi (Usul al-Iman)
• Ash-Shawkani - (1760 - 1834)
• Maulana Rashid Ahmad Gangohi - (1826 – 1905)
• Maulana Muhammad Qasim Nanotwi - (1832 - 1879), Pendiri Madrasah Deoband
• Shams-ul-haq Azeemabadi -1857 -1911, India, Penulis Awn-ul-Mabood Sharh Sunan Abi Dawud
• Shibli Nomani - (1857 - 1914)
• Rashid Rida - (1865-1935) Orang Siria
• Abdulhakim Arvasi - (1867 - 1943)
• Syed Abdullah Shah Naqshbandi - 1872-1964 Sunni Muhaddis Deccan India
• Badiuzzaman Said Nursi - (1877 - 1960), Cendekiawan Islam Kurdi Turki
• Muhammad Iqbal - (1877-1938), penyair, filsuf dan politikus, Pakistan Inggris India
• Abd ar-Rahman bin Nasir as-Sa'di - (1889-1956)
• Sayyid Abul Ala Maududi - (1903-1979) Penulis Tafhim al-Quran dan lebih lima puluh buku dalam Islam, politik dan sejarah, pendiri Jamaah Islam, Pakistan Inggris India
• Amin Ahsan Islahi (1904–1997) - Penulis Tadabburi-Qur’an
• Khalid Masud (1935–2003) - Penulis Hayat e Rasul e Ummi
• Muhammad Metwally Al Shaarawy - (1911-1998)
• Huseyin Hilmi Isik (1911-2001) - Penulis Seadet-i Ebediyye atau the Endless Bliss
• Syed Abul Hasan Ali Hasani Nadwi - (1914 - 1999)
• al-Muhadith Muhammad Nassir ad-Deen Al-Albani - (1914-1999)
• Muhammad Yusuf Khandlawi - (1917 – 1965) Sunni India
• Ahmed Deedat - (1918 - 2005)
• Fazlur Rahman - (1919–1988) Cendekiawan Islam
• Ismail Al-Faruqi - (1921 - 1986), Sunni, Palestina, filsuf
• Ibnu Uthaimeen - (1925 - 2001)
• Maulana Shah Ahmad Noorani - (1926 - 2003) , Pakistan
• Yusuf al-Qaradawi - lahir 1926
• Khurshid Ahmad - lahir 1932
• Ahmad Syafi'i Maarif - lahir 1935
• Nurcholish Madjid - (1939 - 2005)
• Fethullah Gulen - lahir 1941 Orang Turki, Cendekiawan Islam
• Shaykh Abdul Hadi Palazzi - lahir 1961 Orang Italia, Cendekiawan Islam Penulis The Jewish-Moislem Dialogue and the Question of Jerusalem
• Abdullah Yusuf Azzam - (1941 - 1989)
• Nasr Hamid Abu Zaid - lahir 1943,
• Amien Rais - lahir 1944,
• Muhammad Tahir-ul-Qadri lahir 1951
• Taqiuddin al-Nabhani- (1909 - 1977) Cendekiawan, Pemikir, Politikus, Pendiri Hizbut Tahrir
• Imran Nazar Hosein Penulis Jerusalem in the Quran
• Meer Abdullah Harun
• Muhammad Taqi Usmani
• Imam Tahir Anwar
• Muhammad Rafi Usmani
• Amir Hussain Dikenal sebagai Cendekiawan Islam dan Agama komparatif
• Anwar al-awlaki
• Abdurrahman As-Sudais Imam Besar Masjidil Haram, Cendekiawan Besar Arab Saudi & Dunia
• Saud Ash-Shuraim Imam Masjidil Haram, Ketua Pengadilan Tinggi Makkah
Cendekiawan klasik Syiah dan revolusionaris ilmiah
• Abū Rayhān al-Bīrūnī (973-1048), Jenius universal Persia, bapak geodesi dan Indologi, dan "antropologis petama"
• Avicenna (Ibnu Sina) (980-1037), Jenius universal Persia dan bapak pengobatan modern dan momentum
• Abu Mekhnaf -Sejarawan, meninggal 157 H, 774 M - Kufi
• Muhammad Ya'qub Kulainy - 950, Kitab al-Kafi
• Mohammad bin Ali (ibnu-e Babuyeh) atau (Shaikh Saduq) 927/928 - (306 -381 H.)
• Syeikh al-Mufid
• Al-Sharif al-Radi - 970, penyusun Nahj al-Balagha
• al-Sharif al-Murtada
• Shaikh Tusi - Penulis Tahdhibu 'l-Ahkam dan al-Istibsar
• Ahmad bin A'tham- Sejarawan Syiah
• Nasir al-Din al-Tusi - 1201, Persia, bidang ganda, Zij-i ilkhani, salah satu pendiri Trigonometri.
• Mulla Sadra - 1571, Syiah, Persia, Filosofi, Transcendent Theosophy, Filsuf Persia terbesar sepanjang sejarah
• Mir Damad - 16?? atau 17??, Syiah, Persia, Filosofi, Taqwim al-Iman, pendiri Sekolah Isfahan
• Allamah al-Majlisi, 1689, Imamiyyah Syiah, Iran, Oceans of Light (Bihar ul Anwar)
Cendekiawan kontemporer Syiah
• Ayatullah al-Shirazi Agung - 1892, Imamiyyah Syiah, Iran
• Allamah Tabatabaei - 1892, Imamiyyah Syiah, Iran, bidang ganda, Tafsir al-Mizan
• Allamah Rashid Turabi 1908 - 1973
• Allama Talib Jauhri
• Ruhullah Khomeini - 1900, Imamiyyah Syiah, Iran, pemimpin spiritual dan politik Revolusi Islam 1979
• Sayyed Hussein Nasr - 1933, Imamiyyah Syiah, Iran, Filosofi,
• Musa al-Sadr - Diculik tahun 1978
• Morteza Motahhari - 1979 Iran
• Husain Muhammad Jafri - Syiah, Pakistan, Keaslian dan Pembentukan Awal Islam Syiah
• Ali al-Sistani - Imamiyyah Syiah, Iran-Irak
• Shaykh Ahmad-i-Ahsa'i - Syiah
• Sayed Muhsin al-Hakim
• Muhammad Baqir al-Hakim
• Ayatullah Borujerdi Agung
• Muhammad Salih al-Mazandarani - Shahr Usul al-Kafi
• Muhammad al-Tijani
• Ali Shariati
• Haji Karim Khan dari Kirman
• Sayyid Kazim Rashti
• Profesor Abdul Hakim
• Prof.Wahid Akhtar: (1934-1996)'
• Shaid Ghulam Hussain Najfi
Sufi
• Rabi'a al-Adawiya, aka Rabia Basri, abad ke-8, Basra, Persia [2]
• Baha-ud-Din Naqshband Bukhari, abad ke-14, Uzbekistan
• Al Khakim At Termizi, abad ke-8, Uzbekistan
• Khwaja Ahmad Yasavi, abad ke-12, Turkistan.
• Farid al-Din Attar, Persia
• Abusaeid Abolkheir, Persia
• Ibnu Arabi , 1165- 1240
• Mahmud Shabestari, Persia (687H.- 720H.)
• Junayd Baghdadi[Persia]
• Bayazid Bastami, Persia
• Mansur Al-Hallaj, Persia
• Abdul Qadir Gilani - Sunni Hanbali Persia
• Najmeddin Kubra, Persia
• Dhul-Nun al-Misri, abad ke-9, Nubia, Mesir
• Jalal al-Din Muhammad Rumi - 1207, Persia, pendiri kelompok derwishes
• Al-Sakhawi, 831- 902
• Nasreddin - 10?? -13??, Persia
• Saadi - Persia
• Dr. Ghulam Mustafa Khan Mujaddin 1400 HY 1912-2005, Asia Pakistan
• Ahmed Raza Khan 1856-1920,Asia
• Dr Muhammad Tahir ul-Qadri
• Syed Faiz-ul Hassan Shah
• Jami - 1414, Persian, bidang ganda, Diwanha-i Sehganeh, Penyair Persia terbesar dalam abad ke-15
• Syed Muhammad Naquib al-Attas
• Muhammad Ilyas - 1885
• Qalander Ba Ba Auliya
• Khwaja Shamsuddin Azeemi
• Justice Shaykh Muhammad Karam Shah al-Azhari - 1918-1998, Bhera, Pakistan
• Shaykh Muhammad Imdad Hussain Pirzada
• Shaykh Faiz-ul-Aqtab Siddiqi Inggris
• Riaz Ahmad Gohar Shahi - (1941 - 2001) , Pakistan
• Zakir Naik
• Ali Yafie
Cendekiawan Unorthodox
• Allama Mashriqi
• Muhammad Shaikh
• Ghulam Ahmad Pervez
Pindah ke Islam
• Roger Garaudy
• Jeffrey Lang
• Hamza Yusuf
• Sherman Jackson
• Yahya Michot
• Marmaduke Pickthall -1875, Inggris, The meaning of the Holy Qur'an
• Michael Wolfe
• Nuh Keller
• Frithjof Schuon
• M. Ismail Marcinkowski
• Timothy Winter
• Bilal Philips
• Yusuf Estes
• Shaykh Hamza Yusuf
• Imam Zaid Shakir - Amerika Serikat
• Thomas McElwain
• Abdul Ahad Davud
• Muhammad Asad (Leopold Weiss lahir pada Juli 1900 di kota Lviv, sekarang di Ukraina, meninggal tahun 1992) adalah seorang Yahudi yang berpindah ke Islam.
• Martin Lings
• Ibnu Yaḥyā al-Maghribī al-Samawʾal
• Ibnu Kammuna
• Gibril Haddad
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam pada Masa Rasulullah SAW
Pertumbuhan ilmu pengetahuan telah terjadi sejak Rasulullah mendakwahkan agama islam, wahyu pertamanya yaitu surat Al – alaq ayat 1 -
5 bercerita tentang dasar – dasar ilmu pengetahuan, didalam wahyu tersebut
terdapat perintah untuk membaca, Allah pun menegaskan bahwa hakikat ilmu datangnya dari Allah dan awalnya manusia tidak mengetahui apa – apa. Kata Iqra’ pada ayat ke-1 surat Al- alaq memiliki makna yang beragam, seperti menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik teks maupun bukan teks.
Pada masa rasulullah, ilmu pengetahuan lebih banyak berkembang dibidang ilmu-ilmu pokok tentang agama (ushuluddin), dan ilmu akhlak (moral). Akan tetapi ilmu – ilmu lainnya tetap berkembang walaupun tidak sepesat ilmu agama dan akhlak. Saat itu pun mulai terjadi proses pengkajian ilmu yang lebih sistematis, diantaranya dasar – dasar ilmu tafsir yang dikembangkan oleh para sahabat rasulullah.
Diantara ahli tafsir dimasa Rasulullah yaitu khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay Ibnu Ka’ab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu Musa Al-’Asy’ari dan Abdullah bin Zubair. Dan dari kalangan khalifah empat yang paling banyak dikenal riwayatnya tentang tafsir adalah Ali bin Abi Thalib r.a.
Ibnu Abbas adalah anak paman Rasulullah SAW, sekaligus murid dari Rasulullah. Ia dikenal sebagai ahli bahasa/penterjemah Al-Qur’an. Dia adalah sahabat yang paling pandai/tahu tentang tafsir Al-Qur’an. Dia mempunyai biografi yang menunjukkan kebolehan ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal penggalian secara mendalam tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an.
Selain Ibnu Abbas, sahabat nabi yang termasuk ahli tafsir ialah Ibnu Mas’ud r.a. Ia adalah salah seorang yang pertama masuk Islam pada usia 6 tahun. Dari segi hubungan kenabian ia adalah seorang yang sangat baik dan terdidik. Karena pertimbangan itulah sahabat lain memandangnya sebagai seorang sahabat yang lebih banyak mengetahui bidang Kitabullah Al-Qur’an, mengetahui tentang muhkam dan mutasyabih, halal dan haram.
Selain para ahli tafsir, kaum yang berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman rasulullah yaitu kaum sufi (ahli ilmu). Kaum sufi yaitu kaum yang menyebarkan ajaran islam ke berbagai belahan dunia. Pada zaman rasulullah, mereka mempelajari al-Quran secara langsung dengan Rasulullah s.a.w. mereka adalah orang-orang yang menyediakan dirinya semata-mata untuk Allah s.w.t dan Rasul-Nya.
Al-Quran pada jaman Rasulullah SAW. Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:
Pertama : al Jam’u fis Sudur
yaitu Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu.
Kedua : al Jam’u fis Suthur
yaitu menyuruh para sahabat untuk menuliskannya kembali setelah dibacakan oleh Rasulullah. Biasanya sahabat menuliskan Al-Qur’an pada ar-Riqa’ (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang), al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al-Qur’an waktu itu mencapai 40 orang.
Pada zaman Rasulullah
hadits tidak dituliskan sebab:
a) Nabi sendiri pernah melarangnya, kecuali bagi sahabat-sahabat tertentu yang diizinkan
beliau sebagai catatan pribadi.
b) Rasulullah berada di tengah-tengah ummat Islam sehingga dirasa tidak sangat perlu
untuk dituliskan pada waktu itu.
c) Kemampuan tulis baca di kalangan sahabat sangat terbatas.
d) Umat Islam sedang dikonsentrasikan kepada al-Qur’an.
e) Kesibukan-kesibukan umat Islam yang luar biasa dalam menghadapi perjuangan da’wah
yang sangat penting.
Perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa Rasulullah terus berkembang sampai sekarang, khususnya
dalam bidang ekonomi. Banyak teori tentang ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak
jaman Rasulullah dan digunakan didalam zaman yang modern seperti sekarang ini, diantaranya
teori invisible hands yang berasal dari Nabi Saw dan sangat populer di kalangan
ulama. Teori ini berasal dari hadits Nabi Saw. sebagaimana disampaikan oleh Anas
RA, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dalam
hadits tersebut diriwayatkan sebagai berikut :
“Harga
melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada
Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah hendaklah engkau menetukan harga”.
Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”
ucapan Nabi Saw itu mengandung pengertian bahwa harga pasar itu sesuai dengan kehendak Allah yang sunnatullah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih :)