Oleh : Iwan
Hermawan, S.Pd., M.Pd
"Apabila
suatu bangsa adalah sebuah keluarga yang hidup dengan dan dalam rumah
kebudayaannya, maka Museum dapatlah dipahami sebagai album keluarga itu. Di
dalam album itulah foto-foto seluruh keluarga tersimpan dan disusun dari
setiap masa dan generasi. Foto-foto itu ditatap untuk tidak sekedar menjenguk
dan menziarahi sebuah masa lalu, sebab waktu bukan hanya terdiri dari ruang
dimensi kemarin, hari ini dan besok pagi. Foto-foto itu adalah waktu yang
menjadi tempat untuk menatap dan memaknai seluruhnya, bukan hanya peristiwa,
akan tetapi juga pemaknaan di balik peristiwa-peristiwa itu. Pemaknaan
tentang seluruh identitas, di dalam dan di luar kota. Foto-foto itu akhirnya
bukan lagi dipahami sebagai sebuah benda" (HU Pikiran Rakyat, 22
Februari 2001).
Uraian
tersebut menunjukkan, museum tidak hanya berfungsi sebagai lembaga yang
mengumpulkan dan memamerkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah
perkembangan kehidupan manusia dan lingkungan, tetapi merupakan suatu lembaga
yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan nilai budaya
bangsa guna memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa, mempertebal keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan, serta meningkatkan rasa harga diri dan kebanggaan
nasional.
Dalam
kenyataannya, saat ini masih banyak masyarakat, termasuk kalangan pendidikan,
yang memandang Museum hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan dan memelihara
benda-benda peninggalan sejarah serta menjadi monumen penghias kota.
Akibatnya, banyak masyarakat yang enggan untuk meluangkan waktu berkunjung ke
Museum dengan alasan kuno dan tidak prestis, padahal jika semua kalangan
masyarakat sudi meluangkan waktu untuk datang untuk menikmati dan mencoba
memahami makna yang terkandung dalam setiap benda yang dipamerkan museum,
maka akan terjadi suatu transfomasi nilai warisan budaya bangsa dari generasi
terdahulu kepada generasi sekarang.
Bagi
dunia pendidikan, keberadaan museum merupakan suatu yang tidak dapat
terpisahkan, karena keberadaannya mampu menjawab berbagai pertanyaan yang
muncul dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan sejarah
perkembangan manusia, budaya dan lingkungannya.
Museum
sebagai Sumber Pembelajaran
Sebagai lembaga yang menyimpan, memelihara serta memamerkan hasil karya, cipta dan karsa manusia sepanjang zaman, museum merupakan tempat yang tepat sebagai Sumber Pembelajaran bagi kalangan pendidikan, karena melalui benda yang dipamerkannya pengunjung dapat belajar tentang berbagai hal berkenaan dengan nilai, perhatian serta peri kehidupan manusia.
Kegiatan
observasi yang dilakukan oleh siswa di Museum merupakan batu loncatan bagi
munculnya suatu gagasan dan ide baru karena pada kegiatan ini siswa dirangsang
untuk menggunakan kemampuannya dalam berfikir kritis secara optimal.
Kemampuan berfikir siswa tersebut menurut Takai and Connor (1998), meliputi :
a. Comparing and Contrasting (kemampuan mengenal persamaan dan perbedaan pada objek yang diamati) b. Identifying and Classifying (kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati pada kelompok seharusnya). c. Describing (kemampuan menyampaikan deskripsi secara lisan dan tulisan berkenaan dengan objek yang diamati). d. Predicting (kemampuan untuk memprakirakan apa yang terjadi berkenaan dengan objek yang diamati). e. Summarizing (kemampuan membuat kesimpulan dari informasi yang diperoleh di Museum dalam sebuah laporan secara singkat dan padat).
Kemampuan
berpikir tersebut tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa adanya bimbingan
dan pembinaan yang memadai dari gurunya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru
dalam menumbuhkan kemampuan berfikir kritis siswa melalui kegiatan kunjungan
ke Museum, diantaranya :
a. Dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk materi tertentu, guru perlu sering mengajak, menugaskan atau menyarankan siswa berkunjung ke Museum guna membuktikan uraian dalam buku teks dengan melihat bukti nyata yang terdapat di museum. Kegiatan ini idealnya dilakukan dengan melibatkan siswa dalam jumlah yang tidak terlalu besar untuk mempermudah guru dan pemandu museum membimbing siswa saat mengamati koleksi museum. b. Memberikan pembekalan terlebih dahulu kepada siswa sebelum melakukan kunjungan ke museu, terutama berkaitan dengan materi yang akan diamati. Kegiatan ini dilakukan agar pada diri siswa tumbuh rasa ingin mengetahui dan membuktikan apa yang diinformasikan oleh gurunya atau pemandu museum. c. Menyediakan alat bantu pendukung pembelajaran bagi siswa, berupa lembar pannduan atau LKS yang materinya disusun sesingkat dan sepadat mungkin serta mampu menumbuhkan daya kritis siswa terhadap objek yang diamati. d. Selama kunjungan guru dan atau pemandu museum berada dekat siswa untuk memberikan bimbingan dan melakukan diskusi kecil dengan siswa berkenaan dengan objek yang diamati. e. Setelah kegiatan kunjungan, siswa diminta untuk membuat laporan berupa kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan kunjungan ke museum, kemudian hasil tersebut didiskusikan dalam kelas. f. Pada bagian akhir kegiatan, guru perlu melakukan evaluasi terhadap program kegiatan kunjungan tersebut sebagai tolok ukur keberhasilan kegiatan kunjungan tersebut.
Selain
upaya yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan kunjungan ke Museum, pihak
pengelola (kurator) museum juga perlu melakukan berbagai upaya agar
pengunjung, terutama kalangan pendidikan dapat memperoleh hasil yang maksimal
dalam kegiatan kunjungannya. Upaya dapat dilakukan oleh pengelola museum
dalam menjadikan museumnya sebagai sumber bagi kegiatan pembelajaran,
diantaranya :
a. Menyediakan panel informasi singkat berkenaan dengan pembagian ruang dan jenis koleksi yang dipamerkannya di pintu masuk museum, sehingga pengunjung dapat memperoleh gambaran isi museum secara lengkap begitu masuk pintu museum, sehingga walau pengunjung hanya masuk ke salah satu ruangan, dia tidak akan kehilangan "cerita" yang disajikan museum. b. Menyediakan panel-panel informasi yang disajikan secara lengkap dan menarik sebagai pelengkap benda koleksi pameran dan diorama. c. Menyediakan berbagai fasilitas penunjang kegiatan pendidikan, seperti leaflet, brosur, buku panduan, film, mikro film, slide dan lembar kerja siswa (LKS), sehingga pengunjung dengan mudah mempelajari objek yang dipamerkan museum. d. Khusus berkenaan dengan LKS, perlu dirancang LKS museum yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing tingkatan usia siswa serta mampu membangkitkan daya kritis siswa sesuai dengan tingkatannya. e. Museum perlu menyelenggarakan berbagai kegiatan permainan museum yang menarik dan mampu meningkatkan pemahaman siswa akan objek yang dipamerkan.
Perlunya
kerjasama antara sekolah dengan Pengelola Museum
Diatas sudah diuraikan bahwa pemanfaatan museum secara optimal oleh siswa dapat dicapai jika sebelum melakukan kegiatan kunjungan ke museum diberikan pengenalan terlebih dahulu berkenaan dengan materi atau objek yang dipamerkan. Melalui kegiatan eksplorasi pra kunjungan diharapkan siswa akan mampu menangkap berbagai informasi penting berkenaan dengan objek yang dipamerkan sesuai dengan apa diharapkan. Agar guru mampu melakukan bimbingan dalam kegiatan kunjungan ke museum, maka guru perlu menjalin kerjasama dengan pengelola museum guna memperoleh informasi lengkap tentang museum dan koleksi yang dipamerkannya.
Sebaliknya
pihak pengelola (kurator) museum dalam menyusun berbagai program pendidikan
di museum serta sarana penunjangnya, perlu melakukan kerjasama dengan
kalangan pendidikan agar program pendidikan di museum dan sarana
penunjangnya, seperti LKS, dapat sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan
kurikulum sekolah. Selain itu, antara museum satu dengan yang lainnya yang
berada dalam satu kota perlu melakukan kerjasama dalam membuat buku informasi
museum bersama yang nantinya buku tersebut dapat dibagikan kepada kalangan
pendidikan, terutama sekolah, sehingga ketika akan melakukan kegiatan
kunjungan dengan mudah guru menentukan museum mana yang akan dikunjungi
sesuai dengan tuntutan kurikulum pada saat itu.
Akhirnya
melalui pemanfaatan Museum sebagai sumber pembelajaran diharapkan akan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan kita dan keberadaan museum tidak hanya
menjadi penghias atau monumen kota, semoga....
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih :)