Kamis, 17 Mei 2012

Sungai Didasar Laut Mexico (Cenote Angelita)



Adanya sungai di dalam laut Mexico memang menjadi fenomena yang unik dan mengundang perhartian banyak orang, Karena secara ilmiah sungai di dalam laut itu tidak mungkin terjadi. Namun Anatoly Beloshchin, seorang penyelam berhasil mengambil gambar 'sungai di dalam laut' dari kedalaman 60 meter perairan Cenote Angelita, Mexico.

Seperti dilansir crystalkiss.com, di kedalaman lebih dari 30 meter tim penyelam menemukan air tawar di tengah kolom air laut. Kondisi itu berubah dan penyelam kembali menemukan air laut mulai melewati kedalaman 60 meter.








 Beberapa meter dari lokasi itu akan ditemukan sebuah gua. Di bagian bawah dekat gua itu tim penyelam menemukan sebuah sungai lengkap dengan pohon dan dedaunan yang mengapung di kolom air itu.

Ternyata lokasi itu bukanlah sungai seperti yang terlihat di daratan. Tetapi, suasana itu memang mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan.

Tapi tunggu dulu, warna kecoklatan itu bukanlah berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang.
Adanya sungai didasar laut tersebut merupakan bukti kebenaran Al qur’an.
ü  QS Fushshilat : 53. “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ”

ü  QS Al Furon : 53. “Dan Dia-lah yang Membiarkan dua laut mengalir: yang ini tawar lagi segar, sedang yang ini asin lagi pahit. Dan Dia Menjadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”


Tafsirnya :
Wa huwal ladzī marajal bahraini (dan Dia-lah yang Membiarkan dua laut mengalir), yakni yang melepaskan dua laut.
Hādza ‘adzbuη furātun (yang ini tawar lagi segar) dan baik.
Wa hādzā milhun ujājuw wa ja‘ala bainahumā (sedang yang ini asin lagi pahit. Dan Dia Menjadikan antara keduanya), yakni antara yang asing dan yang tawar itu.
Barzakhan (dinding), yakni pemisah.
Wa hijram mahjūrā (dan batas yang menghalangi), yakni satu sama lain sama sekali tidak akan saling mengubah rasa.

ü  QS Al Kahf : 60. “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti sebelum sampai ke pertemuan dua laut, atau aku akan berjalan bertahun-tahun.”


Tafsirnya :
Wa idz qāla mūsā li fatāhu (dan [ingatlah] ketika Musa berkata kepada pembantunya), yakni kepada bujangnya yang bernama Yusya‘ bin Nun, dan ia termasuk salah seorang kaum Bani Israil yang terkemuka. Penggunaan lafazh fatā . (pembantu atau bujang) pada ayat ini karena ia mengikuti dan melayani Musa.
Lā abrahu (aku tidak akan berhenti), yakni aku akan terus berjalan.
Hattā ablugha majma‘al bahraini (sebelum sampai ke pertemuan dua laut) yang tawar dan yang asin, yaitu laut Persia dan laut Romawi.
Au amdliya huqubā (atau aku akan berjalan bertahun-tahun). Menurut pendapat yang lain, dalam tempo yang lama.


ü  QS Ar Rahmaan : 19-20. “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih :)

Kamis, 17 Mei 2012

Sungai Didasar Laut Mexico (Cenote Angelita)



Adanya sungai di dalam laut Mexico memang menjadi fenomena yang unik dan mengundang perhartian banyak orang, Karena secara ilmiah sungai di dalam laut itu tidak mungkin terjadi. Namun Anatoly Beloshchin, seorang penyelam berhasil mengambil gambar 'sungai di dalam laut' dari kedalaman 60 meter perairan Cenote Angelita, Mexico.

Seperti dilansir crystalkiss.com, di kedalaman lebih dari 30 meter tim penyelam menemukan air tawar di tengah kolom air laut. Kondisi itu berubah dan penyelam kembali menemukan air laut mulai melewati kedalaman 60 meter.








 Beberapa meter dari lokasi itu akan ditemukan sebuah gua. Di bagian bawah dekat gua itu tim penyelam menemukan sebuah sungai lengkap dengan pohon dan dedaunan yang mengapung di kolom air itu.

Ternyata lokasi itu bukanlah sungai seperti yang terlihat di daratan. Tetapi, suasana itu memang mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan.

Tapi tunggu dulu, warna kecoklatan itu bukanlah berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang.
Adanya sungai didasar laut tersebut merupakan bukti kebenaran Al qur’an.
ü  QS Fushshilat : 53. “Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ”

ü  QS Al Furon : 53. “Dan Dia-lah yang Membiarkan dua laut mengalir: yang ini tawar lagi segar, sedang yang ini asin lagi pahit. Dan Dia Menjadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”


Tafsirnya :
Wa huwal ladzī marajal bahraini (dan Dia-lah yang Membiarkan dua laut mengalir), yakni yang melepaskan dua laut.
Hādza ‘adzbuη furātun (yang ini tawar lagi segar) dan baik.
Wa hādzā milhun ujājuw wa ja‘ala bainahumā (sedang yang ini asin lagi pahit. Dan Dia Menjadikan antara keduanya), yakni antara yang asing dan yang tawar itu.
Barzakhan (dinding), yakni pemisah.
Wa hijram mahjūrā (dan batas yang menghalangi), yakni satu sama lain sama sekali tidak akan saling mengubah rasa.

ü  QS Al Kahf : 60. “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti sebelum sampai ke pertemuan dua laut, atau aku akan berjalan bertahun-tahun.”


Tafsirnya :
Wa idz qāla mūsā li fatāhu (dan [ingatlah] ketika Musa berkata kepada pembantunya), yakni kepada bujangnya yang bernama Yusya‘ bin Nun, dan ia termasuk salah seorang kaum Bani Israil yang terkemuka. Penggunaan lafazh fatā . (pembantu atau bujang) pada ayat ini karena ia mengikuti dan melayani Musa.
Lā abrahu (aku tidak akan berhenti), yakni aku akan terus berjalan.
Hattā ablugha majma‘al bahraini (sebelum sampai ke pertemuan dua laut) yang tawar dan yang asin, yaitu laut Persia dan laut Romawi.
Au amdliya huqubā (atau aku akan berjalan bertahun-tahun). Menurut pendapat yang lain, dalam tempo yang lama.


ü  QS Ar Rahmaan : 19-20. “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih :)